Cerita Jordan bisa jadi pengingat bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia, selama kita tidak menyerah.
LENDURAMENEHUNG.org - Bayangkan saat kamu masih kecil, tepatnya usia 6 tahun, kamu melihat ayahmu menangis karena kehilangan tanah warisan keluarga dalam sengketa hukum yang tak adil. Itulah yang dialami Jordan Kinyera, seorang pria asal Uganda yang kisah hidupnya menginspirasi dunia.
Di usia semuda itu, Jordan menyaksikan langsung bagaimana sistem hukum bisa menjatuhkan keluarganya. Tanah yang menjadi sumber penghidupan mereka direbut melalui proses hukum yang panjang dan menyakitkan. Dari momen itulah, tekadnya mulai tumbuh — suatu hari, ia akan mengambil kembali tanah itu.
Jordan tidak membiarkan masa kecilnya diliputi kemarahan. Sebaliknya, ia mengubah rasa sakitnya menjadi semangat. Ia mulai menempuh pendidikan dengan serius. Butuh 18 tahun baginya untuk menyelesaikan seluruh proses pendidikan hingga akhirnya ia meraih gelar sarjana hukum.
Menjadi seorang pengacara bukan hal mudah, apalagi dengan tujuan besar: menghadapi orang-orang yang dulu mengalahkan keluarganya di pengadilan. Tapi Jordan tidak menyerah. Ia tahu ini bukan sekadar soal tanah, tapi juga soal harga diri keluarga.
Tahun demi tahun berlalu, dan akhirnya pada tahun ke-23 sejak sengketa itu terjadi, Jordan berdiri di pengadilan — bukan lagi sebagai anak kecil yang tak berdaya, tapi sebagai pengacara penuh keyakinan. Ia membela keluarganya sendiri. Dan kali ini, ia menang.
Kisah Jordan Kinyera menjadi bukti bahwa dendam bisa diarahkan jadi kekuatan positif. Ia tidak melakukan balas dendam dengan kekerasan, tapi lewat jalur hukum dan pendidikan. Fakta menariknya, di Uganda dan juga banyak negara di dunia termasuk Indonesia, sengketa tanah merupakan salah satu kasus terbanyak di pengadilan. Bahkan di Indonesia, menurut data Badan Pertanahan Nasional, lebih dari 40% konflik hukum berkaitan dengan kepemilikan lahan.
Jordan kini dikenal luas sebagai pengacara inspiratif. Ia sering diundang dalam forum pendidikan dan hukum untuk menceritakan kisahnya yang penuh motivasi. Banyak anak muda Uganda — bahkan dunia — yang kini melihatnya sebagai simbol harapan dan ketekunan.
Cerita ini mengajarkan kita bahwa tidak ada hal yang mustahil jika kamu punya tujuan dan kerja keras. Bahkan ketika dunia terasa tidak adil, selalu ada jalan untuk memperbaikinya — lewat ilmu dan tekad yang kuat. Kamu juga bisa menjadi agen perubahan di sekitarmu!
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu punya mimpi masa kecil yang masih kamu perjuangkan sampai hari ini? Cerita Jordan bisa jadi pengingat bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia, selama kita tidak menyerah.
Sumber:
Good News From Indonesia – “Kisah Jordan Kinyera, Bocah Uganda yang Balas Kalahnya Ayah Lewat Jalur Hukum”