PENS menciptakan mobil listrik dengan sistem pengereman otomatis.
LENDURAMENEHUNG.org - Mahasiswa Surabaya Ciptakan Mobil Listrik Pakai Rem Otomatis
Mahasiswa prodi Teknik Elektronika, PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) menciptakan mobil listrik dengan sistem pengereman otomatis. Ia adalah Akhmad Muhammad. Mahasiswa semester akhir ini menciptakan mobil selain karena tugas akhir, juga didorong keprihatinannya karena banyaknya korban kecelakaan lalu lintas.
"Niat utama saya karena ingin mengurangi kecelakaan yang sering terjadi. Karena mobil ini menggunakan sensor ultrasonik," terangnya ketika ditemui di Gedung D4 PENS, Jumat (7/5).
Sembari mengutak-atik mobil listrik yang masih berbentuk prototype ini, ia menjelaskan sistem yang ada di mobil ini. Mobil listrik ini diberi nama EEPIS Electric Vehicle, dan memiliki kecepatan 50km/jam. Karena menggunakan tenaga listrik, untuk mengisi baterai dengan jenis Lithium Polimer 36 Volt 20 AH maksimal 10 jam. Dari situ, dengan sistem auto brake, mobil ini mampu menempuh jarak 300km lamanya.
Mobil ini menggunakan dua jenis sensor, yakni sensor jarak dan sensor kecepatan. "Jadi sensor jarak ini mengatur laju ketika mendekati sasaran penghalang dengan jarak 10 m kendaraan pun mulai mengurangi kecepatan dan melakukan pengereman secara bertahap hingga terhenti secara otomatis dengan jarak antar kendaraan 0,5 m," papar mahasiswa asal Sidoarjo ini.
Akhmad mengaku menghabiskan uang sebesar Rp 10 juta dengan biaya sendiri. "Tapi alhamdulillah saya mengajukan dana dan dibiayai sama Dikti," tambahnya. Jenis rem yang digunakan adalah rem hidrolik sepeda mengingat kendaraan ini menggunakan 3 buah ban seukuran ban sepeda. Meski demikian sistem ini dapat diaplikasikan pada kendaraan yang berukuran lebih besar.
"Sistem ini bisa diaplikasikan untuk mobil yang ukuran lebih besar, karena sensor bisa disesuaikan dengan lebar mobil. Misalnya mobil dengan lebar 150 cm, maka sensor yang dibutuhkan sekitar 2-3 buah. Mikro kontrolernya pun juga harus diganti," terangnya.
Ia juga menerangkan mobil listrik prototype ini telah diuji dan masih perlu diperbaiki dan dikembangkan lagi, terutama untuk respon sensor jarak dan mikrokontrolernya yang masih kurang cepat. "Jika sekarang mikro kontroler nya masih menggunakan AT Mega 328, ke depan bisa diganti dengan yang baru seperti ARM," ujar alumni SMA YPM 1 Taman.
Bentuk mobil listrik prototype yang dibuat Akhmad ini mirip dengan kendaraan balap dan hanya diperuntukkan bagi single person. Dengan kata lain pengemudi harus setengah tidur untuk mengendarainya. Beberapa panel dan monitor pengontrol kecepatan, jarak, dan lain sebagainya tersusun berjajar di dekat stir kendaraan berbentuk lonjong ini.
Sementara itu, Ardik Wijayanto, selaku dosen pembimbing Akhmad, menyampaikan bahwa ke depan bukan tidak mungkin prototype ini akan dikembangkan lagi dengan memaksimalkan kombinasi kinerja mesin dan remnya. "Perkembangan ke depannya akan kita tambahkan mekanik lagi agar lebih menarik serta pengemudinya tidak kepanasan dan kehujanan," papar Ardik.