Trump Usulkan AS Kuasai Jalur Gaza, Ditolak Sekutu dan Lawan

Trump Usulkan AS Kuasai Jalur Gaza, Ditolak Sekutu dan Lawan

Trump Usulkan AS Kuasai Jalur Gaza, Ditolak Sekutu dan Lawan

LENDURAMENEHUNG.org - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan kontroversial dengan mengusulkan agar AS "mengambil alih" Jalur Gaza dan merelokasi penduduk Palestina ke luar wilayah tersebut.

Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada Rabu, 5 Februari waktu setempat

Trump mengklaim bahwa AS bisa mengembangkan Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" dengan membangun kembali wilayah yang hancur akibat perang, serta menciptakan lapangan kerja tanpa batas. 

Namun, gagasan ini langsung mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk sekutu AS di Timur Tengah seperti Mesir, Yordania, dan Arab Saudi.

Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa rekonstruksi Gaza harus dilakukan tanpa memindahkan warganya. 

Sementara itu, Arab Saudi menolak keras ide Trump, menegaskan kembali dukungannya terhadap negara Palestina merdeka.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Australia, China, Turki, dan berbagai negara lainnya yang tetap berpegang pada solusi dua negara.

Di dalam negeri, gagasan Trump juga mendapat kritik tajam. Senator Demokrat Chris Coons menyebut usulan tersebut sebagai "gila dan berbahaya," sementara anggota Kongres keturunan Palestina, Rashida Tlaib, menuding Trump mendukung pembersihan etnis.

Dari pihak Palestina, Presiden Mahmoud Abbas meminta PBB turun tangan untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina.

Sementara Hamas menyebut rencana Trump sebagai "resep untuk menciptakan kekacauan di kawasan" dan menilai AS justru memberi penghargaan kepada Israel alih-alih meminta pertanggungjawaban atas konflik yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina.

Dengan reaksi keras dari berbagai pihak, usulan Trump tampaknya hanya menambah ketegangan di Timur Tengah tanpa menawarkan solusi nyata bagi perdamaian.